Wednesday 24 December 2014

Puasa


Kata kunci :
*”Sebutir kebaikan dari orang-orang yang yakin dan bertakwa, lebih unggul daripada segunung ibadah orang-orang yang tertipu.”
Puasa menduduki peringkat ketiga dari berbagai sarana penting penyucian jiwa.
Sebab : karena syahwat perut dan kemaluan termasuk syahwat besar.
Inti : Jika syahwat perut dan kemaluan tidak terkendali, maka seseorang tersebut akan diperbudak oleh hawa nafsu.
Beberapa akibatnya :
-mereka tidak sekadar melakukan jalan pintas.
-hanya memikirkan materi dan dunia.

-mereka insha allah tidak memedulikan kepekaan kepedulian sosial (mementingkan diri sendiri.)
-dan lain sebagainya.
Puasa merupakan pelatihan kepada jiwa untuk mengendalikan dua syahwat tersebut, agar dua nafsu tersebut bisa terkendali.
Kesabaran termasuk kedudukan jiwa yang tertinggi.
Puasa adalah separuh kesabaran.
Allah menjadikan puasa sebagai sarana untuk mencapai derajat takwa. (QS. Al-Baqarah ayat 183)
Jangan percaya orang bisa takwa kalau tidak melalui puasa.
Puasa memiliki tiga tingkatan, yaitu :
1. Puasa orang awam
Adalah menahan perut dari memperteruhkan syahwatnya. Tidak makan, tidak minum, tidak bersetubuh dalam jangka waktu tertentu.
2. Puasa orang khusus
Adalah menahan pendengaran, penglihatan, lisa, kaki, dan seluruh anggota badan dari berbagai dosa + puasa orang awam.
3. Puasa orang paling khusus
Puasa hati dari berbagai ambisi yang hina dan pikiran-pikiran dunia, serta menahan hati dari segala sesuatu yang selain Allah secara total.
-Puasa ini bisa batal karena memikirkan segala sesuatu selain Allah. Harus fokus. Hati diisi dzikir, tidak dicampuri urusan-urusan duniawi, kecuali urusan dunia yang berhubungan dengan agama, karena berhubungan dengan akhirat.
-Puasa menghadap sepenuh tekad dengan Allah, dan menghindari memikirkan sesuatu selain Allah.
-Puasa ini merupakan puasa tingkatan Nabi, Rasul, Muqarrabin (orang yang dekat dengan Allah).

(Ceramah K.H. Agoes Ali Masyhuri 18 Juni 2012) 

No comments:

Post a Comment