Saturday 23 June 2012

Indra Budaya


Kalau budaya punya akan mata
Mungkinkah selalu dibanjiri
Oleh perih darah dan airmata
Saat melihat, kita kepadanya
Sampai berlinang mengalir
Bagai sungai tak berujung
Darah airmata seperti malam
Yang tak memiliki bintang
Gelap tak terlihat

Kalau ada telinga budaya
Mungkin selalu bernanah
Nanah-nanah berdarah busuk
Busuk bagai sedih tak berarti
Apa mungkin selalu mengangah
Mengangahnya amarah
Karena menggebunya kebusukan
Yang terdengar melengking
Di telinga budayaku
Seperti kilat membelah langit
 Yang membuat awan ketakutan
Sampai berteriak menjerit
Membengunkan matinya orang

Mungkin ada kulit budaya
Yang ia pakai merasakan
Dinginnya kita kepadanya
Seperti dinginnya badai es
Yang menusuk-nusuk kulit
Bagai pedang seorang ksatria
Sampai mencekam mati dinginnya
Kasihan juga kulit budaya
Tak tau apa-apa
Namun ikut merasakan
Perihnya kita kepadanya

Jika ada lidah untuk budaya
Mungkin akan selalu mencercah
Kita yang berpaling darinya
Dengan kejamnya kata-kata
Yang sering tergeelincir dari lidah
Bagai lidah berapi naga
Yang sangat sakit apinya
Namun kita tak tahu
Mungkin juga tak bisa merasakan
Batukan hati kita
Ataukah hati yang mati
Lidahnya makin pegal
Untuk selalu mengingatkan
Kita yang tak menghiraukannya


No comments:

Post a Comment