Ceramah K.H. Agoes Ali masyhuri (28 Mei 2012)
• Dalam hidup ini, kita jangan berhenti berdzikir dan berbuat. Sebab, orang sukses tidak pernah membuat keinginannya tumpul.”
• Kebaikan itu meluaskan rezeki, menguatkan fisik, dan kecintaan dari hati orang lain.
• Hadits Nabi dari Abu Hurairah : “sesungguhnya kalian tidak akan mampu menarik manusia dengan harga kalian, tetapi kalian mampu menarik mereka dengan wajah ceria dan akhlak mulia.”
Kesimpulan : senjata ampuh menarik manusia adalah wajah ceria dan akhlak mulia.
• Raut muka merupakan cermin kondisi hati kita. Kebaikan membuat wajah bersinar. Hati bersinar jika dibuat berdzikir, sholawatan, dan lain sebagainya.
• Salah satu tanda hati yang punya cahaya adalah mudah tergerak mendekati nilai-nilai kebaikan.
• Bisa itu karena biasa. Membiasakan sesuatu menjadi baik itu membutuhkan lingkungan yang baik dan guru.
• Imam Malik : “Aku melihat Allah meletakkan cahaya dalam hatimu. Karena itu jangan kau padamkan ia dengan kegelapan hatimu.”
• Ilmu adalah cahaya, cahaya Allah tidak akan diberikan pada pelaku maksiat.
• Maksiat menghilangkan rasa malu.
-Malu adalah unsur kehidupan bagi hati seseorang.
-Orang yang tidak mempunyai rasa malu berarti peluang besar/pertanda hatinya dalam kondisi mati.
-Rasa malu adalah akar dari segala kabaikan. Jika hilang, maka hilanglah segala kebaikan.
-Shahih Bukhari : “Sesungguhnya yang diperoleh manusia dari para nabi adalah jika kamu tidak mempunyai rasa malu berbuat terserahmu.”
-Maksiat dan dosa melemahkan rasa malu seseorang.
-Rasa malu hilang jika ia tidak ingin perbuatannya dilihat orang lain dan merasa bangga atas dosa serta maksiat yang ia lakukan.
-Tidak ada kesholehan yang ada pada dirinya jika ditingkat tersebut lemah.
• Maksiat merusak hari. Akal memiliki cahaya dan berfungsi menerangi. Sedangkan, maksiat memadamkan cahaya tersebut. Jika cahaya meredup, otomatis ketajamannya berkurang dan melemah.
• Tiada kekayaan yang lebih utama daripada akal
Tiada kefakiran yang lebih utama daripada kebodohan
• Sebagian ulama salaf berkata : “Tidaklah seseorang berbuat maksiat kepada Allah kecuali akalnya hilang.” Ketika akalnya kembali, seseorang merasa menyesal dan timbul kesadaran.
-Seseorang yang akalnya hilang tidak bisa berfikir dengan jernih.
-Jika akalnya ada, ia tidak bisa melakukan maksiat.
• Orang yang mau menyesali perbuatan salah dan dosanya, yang mau bertaubat kepada Allah, itulah orang yang dicintai oleh Allah.
• Orang mati membutuhkan do’a dari yang hidup terutama anaknya.
• Orang yang melakukan maksiat sesungguhnya kehilangan dunia dan akhirat.
• Semakin banyak dosa yang dilakukan seseorang, maka ia tertutup hatinya. Sehingga ia termasuk orang-orang yang lalai pada Allah.
• Ketika dosa dan maksiat bertumpuk, hati seseorang akan tertutup. Awalnya hati menolak, tetapi tidak bisa akhirnya. Dalam keadaan seperti itu, hati mengalami kegelapan.
• Dosa menyebabkan kesialan dan kecelakaan.
Semuanya ikut merasakan akibat dari dosa yang dilakukan seseorang.
• Hanya orang-orang bodoh dan pemalas yang mengharapkan hidup mudah tanpa kerja dan usaha.
No comments:
Post a Comment